Dikti Dukung Ekosistem Inovasi di Pendidikan Tinggi dan Industri
unpi/kompas.com • Kamis, 27 Agustus 2020 11:32 Wib
Sumber Foto : dreamstime.com
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi ( Ditjen Dikti) Kemendikbud menandatangani nota kesepahaman bersama Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dan Kadin (Kamar Dagang Indonesia) DKI Jakarta, Selasa (25/8/2020).
Tujuannya sebagai salah satu upaya membangun kolaborasi dengan semua pemangku kepentingan dalam membangun ekosistem reka cipta di tanah air.
Serta mendorong peran serta dunia industri dalam mendukung para inovator di perguruan tinggi. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mendorong pengembangan sebuah platform yang menjembatani ekosistem rekacipta.
Hal ini juga merupakan salah satu cara merangkul dunia pendidikan dengan mitra industri dan organisasi profesi dalam sebuah kerjasama pentahelix.
Sinergi perguruan tinggi-industri
Dalam sambutannya, Dirjen Dikti, Prof. Nizam menyatakan kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi menjadi momentum peningkatan keterkaitan hubungan antara pihak inovator (perguruan tinggi) dan investor (industri).
"Lebih dari 1.000 inovasi berbentuk teknologi dan obat diciptakan oleh perguruan tinggi dan pihak investor turut mendukung produksi berbagai alat tersebut," ujar Prof. Nizam seperti dikutip dari laman Ditjen Dikti.
Dikatakan, kondisi pandemi Covid-19 menyadarkan pada tiga hal, yakni :
1. Kenyataan disrupsi yang mengglobal sehingga membutuhkan adaptasi untuk bertransformasi digital.
2. Peningkatan penemuan reka cipta perguruan tinggi pada dua bulan terakhir selama masa pandemi covid-19.
3. Fakta bahwa disrupsi mampu mengubah keterbatasan menjadi peluang untuk menciptakan reka cipta yang dirasa tidak mungkin dilakukan.
"Pembelajaran daring menjadi contoh transformasi digital dimasa pandemi Covid-19 ini," jelasnya.
Lebih jauh, Nizam mengatakan, selama ini perguruan tinggi dan industri masih berjalan sendiri-sendiri dan belum saling terkait dengan permasalahan yang dihadapi oleh industri.
Sehingga terjadi missing link antara pihak inovator dan investor. Namun kondisi ini mulai berbeda ketika Indonesia diterjang Pandemi Covid-19. Perguruan tinggi berlomba berinovasi menciptakan alat dan obat untuk menghadapi pandemi Covid-19.
Adapun inovasi-inovasi itu berbentuk teknologi dan obat diciptakan oleh perguruan tinggi diantaranya:
- masker 3D
- robot perawat
- drone alat rapid
- test ventilator
Investor turut mendukung produksi berbagai alat tersebut. Sehingga fenomena ini menjadi contoh yang selayaknya dilakukan antara inovator dan investor.
Mudahkan lulusan masuk dunia kerja
Sedangkan Diana Dewi, selaku Ketua Umum Kadin Jakarta menyampaikan apresiasi atas gagasan Ditjen Dikti dalam membangun ekosistem reka cipta Indonesia.
Menurutnya, hal ini sejalan dengan berbagai upaya dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19 yang telah membawa perubahan sosial, khususnya bagi dunia usaha.
Sementara itu, Ketua Forum PII, Heru Dewanto mengatakan bahwa reka cipta sekarang telah mengalami transformasi. Dahulu banyak yang memaknai reka cipta sebagai sebuah proses yang dimulai dari science, lalu engineering, dan lahir reka cipta baru.
Namun saat ini reka cipta tidak hanya dilahirkan dari konteks laboratorium, melainkan dapat lahir dan tumbuh dari aktivitas keseharian.
Diharapkan program ini dapat meningkatkan kualitas dan relevansi skill yang dimiliki oleh lulusan Perguruan Tinggi Indonesia dengan kebutuhan industri.
Tentu agar memudahkan lulusan untuk memasuki dunia kerja dengan lebih baik dan dapat membantu memulihkan perekonomian Indonesia