Penerima KIP Kuliah Harus Siap Ambil Peran di 2045
unpi/medcom.id • Senin, 30 Maret 2020 14:30 Wib
Sumber Foto : scholarsofficial.com
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Penerima Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) diharapkan betul-betul serius dalam perkuliahan. Karena target dari program KIP Kuliah dan Bidikmisi yang sedang berjalan ini adalah menghasilkan SDM unggul.
Wakil Ketua II Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT), Sutrisna Wibawa menegaskan, bahwa anggaran yang digunakan untuk program KIP Kuliah ini berasal dari uang negara. Sehingga sudah menjadi tanggung jawab penerima KIP Kuliah untuk giat belajar, berinovasi, dan mencerdaskan diri, serta menggunakan ilmunya untuk membangun Indonesia.
Apalagi Indonesia pada 2045 akan memasuki usia emas dan harus diisi oleh SDM unggul. "Jadi KIP Kuliah ada tanggung jawab untuk negara ini. Harus mengisinya dengan belajar dan berinovasi. Adik-adik ini harus jadi pelopor dan contoh ke depan membangun Indonesia," kata Sutrisna dalam Webinar KIP Kuliah untuk Indonesia Emas 2045, Jakarta, Jumat, 27 Maret 2020.
Terkait Indonesia emas 2045, Sutrisna yang juga merupakan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini juga mengingatkan bahwa 2045 merupakan waktu yang lama. Sehingga harus mulai dibangun mulai sekarang untuk mewujudkan Indonesia emas.
"Itu bukan waktu yang pendek. Perkembangan dunia luar biasa. Revolusi industri sudah sampai pada 4.0 dengan era digital dan informasi diikuti era 5.0 yang dicetuskan di Jepang. Seiring revolusi industri 4.0 antara teknologi masyarakat. Indonesia harus siap dan adik-adik KIP Kuliah harus mengambil peran," imbuhnya, dilansir Medcom.id.
Sebagai informasi untuk tahun ini kuota penerima KIP Kuliah mencapai 400 ribu mahasiswa. Sementara saat ini, jumlah penerima beasiswa yang dulunya bernama Bidikmisi ini sudah mencapai 368 ribu.
Penerima KIP Kuliah akan mendapatkan pembiayaan yang sama dengan besaran bantuan pendidikan di program Bidikmisi. Setiap penerima KIP Kuliah akan mendapat pembiayaan sebesar Rp6,6 juta per mahasiswa yang dibayarkan setiap semester.
Pembiayaan tersebut terbagi atas dua komponen. Yakni bantuan biaya penyelenggaraan pendidikan sebesar Rp2,4 juta/semester/mahasiswa dan bantuan biaya hidup yang dibayarkan ke rekening mahasiswa sebesar Rp4,2 juta/semester/mahasiswa.