Lalu Zohri, Manusia Tercepat Asia Tenggara
unpi/cnnindonesia • Selasa, 23 April 2019 15:00 Wib
Sumber Foto : tempo.co
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Mantan sprinter nasional Suryo Agung tak lagi menjadi manusia tercepat Asia Tenggara. Gelar miliknya yang sempat bertahan selama sembilan tahun delapan bulan justru kini direbut seorang fan berat sepak bola, Lalu Muhammad Zohri.
Lalu Zohri berhasil memecahkan rekor Suryo Agung saat tampil di semifinal Kejuaraan Atletik Asia 2019. Ia berhasil mencatatkan waktu 10,15 detik di semifinal dan kemudian dipertajam menjadi 10,13 detik di final saat merebut medali perak dalam ajang yang berlangsung di Stadion Internasional Khalifa, Doha, Qatar, Senin (22/4).
Suryo Agung sendiri sempat menjadi manusia tercepat Asia Tenggara setelah mencatatkan rekor 10,17 detik di lari nomor 100 meter pada ajang SEA Games 2009 di Vientiane, Laos.
Nama Lalu Zohri mencuat ketika kali pertama ia membuat kejutan keluar sebagai peraih medali emas pada lari 100 meter di Kejuaraan Dunia Junior di Tampere, Finlandia.
Ia berhasil membukukan catatan waktu 10,18 detik. Hanya 0,01 detik saja pencapaiannya itu nyaris menyamai rekor Suryo Agung saat itu. Lalu Zohri juga pernah menuliskan pengalamannya yang luar biasa dari mulai Kejuaraan Dunia Junior hingga Asian Games dalam program Testimoni di CNNIndonesia.com.
Remaja asal Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat itu dinobatkan sebagai manusia tercepat Asia Tenggara dalam usia yang relatif muda yakni 18 tahun. Sekadar catatan, Suryo Agung genap 26 tahun ketika ia mencetak rekor tercepat di Asia Tenggara pada SEA Games 2009.
Lalu Zohri sebenarnya bertekad memecahkan rekor Suryo Agung tersebut saat ia berlaga di nomor lari 100 meter Asian Games 2018. Namun, ambisinya belum terwujud kala itu. Ia hanya mencatatkan waktu 10,20 detik pada partai final dan berada di urutan ketujuh.
Lalu Zohri tak lantas menyerah. Sampai tiba ia berhasil memperbaiki catatan waktunya di Kejuaraan Atletik Asia 2019 di Stadion Internasional Khalifa.
Kemajuannya pun terbilang drastis. Di semifinal, Lalu Zohri menorehkan 10,15 detik. Lajunya lebih cepat di fase final yakni 10,13 detik. Namun, ia harus puas meraih medali perak karena kalah dari pelari Jepang, Yoshihide Kiryu, yang membukukan catatan waktu 10,10 detik.
Padahal, Lalu Zohri sempat berada paling depan. Ia disalip Kiryu sekitar lima meter sebelum sampai garis finis.
Lalu Zohri menjadi sprinter Indonesia kedua peraih medali perak di Kejuaraan Atletik Asia setelah Yudhi Purnomo 34 tahun silam.
Ia kemudian mengungkapkan faktor dirinya disalip Kiryu jelang garis finis. "Iya saya sempat hilang konsentrasi, memikirkan saingan-saingan saya," ujar Lalu Zohri dikutip dari rilis PB PASI.
Tak ayal, Lalu Zohri kini bahkan lebih cepat 0,4 detik dari Suryo Agung sebagai manusia tercepat di Asia Tenggara.
Di balik laju kedua kakinya yang sangat cepat, Lalu Zohri bukan hanya dikenal sebagai sprinter yang tak kenal menyerah. Ia merupakan sosok yang amat sederhana dan bicara apa adanya.
Lalu Zohri bahkan blak-blakan bicara meluruskan pemberitaan yang menyebutkan ia kebingungan mencari bendera Merah Putih usai menang di Kejuaraan Dunia Junior di Tampere, Finlandia, Juli 2018.
"Usai menang pada balapan kejuaraan dunia sebenarnya saya bukan kebingungan mencari bendera, saya takut diwawancara pakai bahasa Inggris. Saya mau kabur sebelum akhirnya dipanggil ofisial," tulis Lalu Zohri dalam Testimoni CNNIndonesia.com.
Begitu mengimpikan menjadi pesepakbola profesional sejak kecil, Lalu Zohri justru bersinar terang di lintasan lari, terutama nomor 100 meter.