UNPI.AC.ID, CIANJUR - Pesawat tempur F-35 Joint Strike Fighter, diklaim sebagai pesawat dengan sistem persenjataan paling canggih sekaligus termahal di dunia. Sebentar lagi memulai debutnya, setelah pengembangan selama kurang lebih 15 tahun.
Pesawat ini diklaim bisa melakukan serangan udara-ke-udara, udara-ke-darat, pengintaian, pemantauan, sampai misi reconnaissance. F-35 memiliki kemampuan yang lengkap. Mulai dari kemampuan siluman nan canggih, kecepatan supersonik, kelincahan yang ekstrim, pengacak radar, dan teknologi sensor fusi yang hebat.
Helm sang pilot bisa melihat seluas 360 derajat. Pesawat ini didesain dengan kemampuan berbagi data dengan pesawat lain.
Harga pesawat canggih ini tidak tanggung-tanggung, US$ 400 miliar untuk 2.457 pesawat. Budget ini dua kali estimasi awal, sehingga Pentagon sendiri sempat terpaksa menyuntikkan US$ 200 miliar tambahan supaya pesawat itu bisa diproduksi.
Pentagon menginvestasikan hampir US$ 1 triliun, seperti diungkap oleh Kantor Akuntabilitas Pemerintahan (GAO), untuk mengelola dan mengoperasikan program Joint Strike Fighter tersebut selama masa operasinya.
Bila melihat angka ini, program F-35 adalah yang termahal di dunia.
Namun situs War is Boring baru saja mempublikasikan bocoran laporan pilot yang mendapati bahwa pesawat itu punya masalah di bagian energinya pada sebuah latihan tempur bulan Januari. F-35 disebut tak bisa berbalik dengan cepat untuk mendampingi pesawat yang mestinya akan digantikannya, F-16. Jadi sudah sesuaikah harga dengan barangnya?
Lockheed Martin, kontraktor utama pesawat itu, sempat membantah hal itu dengan mengatakan laporan itu tak lengkap.
Pesawat yang sedang dites masih belum dilengkapi dengan software, sistem persenjataan, atau teknologi kamuflase, yang semestinya ada pada F-35 yang siap pakai.
bBenarkah masalahnya hanya itu saja? Ternyata bukan itu saja sebelumnya, pada 2014, seluruh armada F-35 sampai digrounded karena mesin yang terbakar.