Kebun Raya Bogor Ditargetkan Masuk Daftar Situs Warisan Dunia UNESCO
unpi/LIPI • Selasa, 18 Februari 2020 11:10 Wib
Sumber Foto : bisniswisata.co.id
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Kebun Raya Bogor yang berada di bawah pengelolaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tengah diusulkan untuk ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia (World Heritage Site) UNESCO.
"Inisiasi pengusulan Kebun Raya Bogor menjadi Situs Warisan Dunia dimulai sejak 2017. Kebun Raya Bogor kemudian resmi terdaftar di Tentative List UNESCO World Heritage Site pada tanggal 26 April 2018. Saat ini beberapa persyaratan masih kita lengkapi. Kita targetkan bulan September tahun ini Kebun Raya Bogor bisa terdaftar sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO," jelas Kepala Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya Lembaga Ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI), R. Hendrian pada Talkshow 500 Tahun Spirit Konservasi Tumbuhan: Batutulis Hingga Kebun Raya Bogor pada Jumat (14/2) di Jakarta.
Menurut Hendrian, salah satu persyaratan yang dipenuhi adalah status Kebun Raya Bogor sebagai Cagar Budaya Nasional. "Oleh karena itu kami memohon dukungan dari pihak terkait, terutama dari pemerintah Kota Bogor agar persyaratan tersebut dapat dipenuhi," ujarnya, dilansir laman resmi LIPI.
Walikota Bogor, Bima Arya Sugiarto menjelaskan, Kebun Raya Bogor adalah bagian dari masterplan identitas Kota Bogor sebagai heritage city, green city dan smart city. "Kita harapkan Kebun Raya Bogor menjadi titik temu antara kegiatan penelitian dan konservasi dengan aktivitas turisme yg tidak lagi masif tapi semakin terspesialisasi," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, dirinya juga menyampaikan apresiasi upaya perbaikan layanan dan fasilitas yang dilakukan oleh LIPI selaku pengelola Kebun Raya Bogor. "Saya senang dalam beberapa bulan ini ada perbaikan dan pengembangan fasilitas di Kebun Raya Bogor," ujarnya.
Sejak didirikan pada 18 Mei 1817, Kebun Raya Bogor berkembang dari sebuah tempat aklimatisasi tumbuhan tropika menjadi pusat riset botani tropika dunia yang juga melahirkan lembaga-lembaga penelitian lainnya di Indonesia. "Kebun Raya Bogor secara institusional menjadi penarik berdirinya lembaga lembaga ilmiah di Indonesia," terang Rektor Universitas Multimedia Nusantara sekaligus wartawan senior Harian Kompas, Ninok Leksono.
Ninok, yang juga penerima LIPI Sarwono Award tahun 2008, mengungkapkan Kebun Raya Bogor juga punya sumbangsih dalam upaya meredam laju pemanasan global. "Pengembangan Kebun Raya Bogor harus melihat aspek konservasi," jelasnya.
Profesor Riset bidang etnobotani, Eko Baroto Waluyo menyebutkan inti Kebun Raya Bogor adalah konservasi keanekaragaman tumbuhan. "Sampai saat ini 90 persen flora hutan tropis kawasan fitogeografi Malesia yang mewakili kawasan Indonesia, Malaysia, Brunei, Timor Leste , Filipina, dan Papua Nugini sudah dikoleksi Kebun Raya Bogor," ujar Eko.
Eko menerangkan, komoditas-komoditas perkebunan penting dunia awalnya diteliti di Kebun Raya Bogor sebelum disebarluaskan. "Kebun Raya Bogor tempat kopi pertama kali diteliti dan disebarluaskan, juga teh, kina, dan kelapa sawit. Sayur dan buah dari Eropa pertama kali diteliti di Kebun Raya Bogor lalu diujicoba di Ciawi dan Cibodas, dan diseberluaskan," terangnya.
Selain itu, Kebun Raya Bogor diduga berasal dari kawasan hutan Samida. Saat ini Kebun Raya Padova di Italia tercatat sebagai Kebun Raya tertua di dunia dengan usia 475 tahun. "Saat ini arti kata Samida masih jadi diskusi di berbagai kalangan," jelas peneliti etnobotani Pusat penelitian Biologi LIPI, Fathi Royyani.
Fathi menjelaskan, beberapa sumber menyebutkan, Samida merupakan hutan tertentu yang kayu-kayunya diperuntukkan bagi upacara-upacara persembahan. "Sumber lain juga menyebutkan keberadaan Samida ditujukan untuk keperluan kelestarian lingkungan dan sebagai tempat memelihara benih-benih kayu yang langka," tutup Fathi.