Pendidikan Tinggi Memiliki Kontribusi Penting Bagi Ekonomi dan Industri Indonesia
unpi/kemristekdikti • Senin, 13 Mei 2019 10:00 Wib
Sumber Foto : sokratis.it
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Pendidikan tinggi memiliki kontribusi penting bagi pertumbuhan ekonomi dan pengembangan industri di Indonesia. Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengungkapkan terdapat dua peran penting pendidikan tinggi bagi ekonomi dan industri indonesia yaitu menyiapkan sumber daya manusia/lulusan yang siap masuk industri dan menghasilkan riset inovatif yang siap dihilirisasi dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
"Masalah penyiapan sumber daya manusia itu harus ada ritme yang jelas antara pendidikan tinggi dengan industri, sehingga pendidikan tinggi itu tidak boleh lagi hanya meluluskan sarjana atau tenaga ahli saja, tapi ternyata tidak dipakai oleh industri," ungkap Menteri Nasir.
Menristekdikti mengungkapkan hal tersebut saat menjadi salah satu menteri yang menjadi pembicara pada High Level Plenary Talk Show Sesi Pembangunan Manusia dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) yang diselenggarakan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) di Hotel Shangri-La Jakarta pada minggu lalu.
Menristekdikti mengungkapkan agar perguruan tinggi menghasilkan sumber daya manusia yang langsung dapat diterima industri, peran serta industri dalam kurikulum perlu dibuka lebar.
"Pendidikan tinggi di dalam mendesain kurikulum, harus bekerja sama dengan industri, karena dia akan menjadi user nantinya. Jangan sampai perguruan tinggi mendesain kurikulum atas dasar keinginan sendiri perguruan tinggi, harus berkolaborasi dengan industri," ungkap Nasir, dilansir laman resmi Kemristekdikti.
Selain peran menciptakan lulusan yang siap masuk ke industri, perguruan tinggi juga berkontribusi bagi ekonomi dan industri melalui hasil penelitian. Nasir menargetkan selalu ada inovasi yang diterapkan pada industri dari seribu penelitian dari perguruan tinggi.
"Kalau kita ada riset seribu, yang akan jadi inovasi berapa? Dari seribu, mungkin seratus (inovasinya). Dari sepuluh persennya itu, yang akan masuk industri berapa? Sepuluh persennya juga. Kalau dari seribu bisa menghasilkan industri sepuluh, itu sudah luar biasa," ungkap Menristekdikti.
Untuk dapat menciptakan lulusan siap kerja di industri sekaligus menciptakan inovasi bagi industri, perguruan tinggi saat ini sudah memiliki dua jenjang pendidikan berbeda sesuai dengan target dari lulusannya, yaitu jenjang vokasi dan jenjang sarjana.
"Yang harus kita pikirkan adalah pendidikan tinggi harus bisa menghasilkan tenaga kerja yang profesional pada bidangnya, yaitu melalui pendidikan vokasi. Yang pendidikan akademik harus menghasilkan inovasi yang bisa dimanfaatkan industri," ungkap Nasir.