Jelang Era Industri 4.0, Indonesia Kekurangan Digital Talent
unpi/antaranews • Jumat, 12 April 2019 11:00 Wib
Sumber Foto : copperberg.com
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menyebut Indonesia masih kekurangan talenta-talenta digital yang mampu menguasai teknologi industri 4.0.
"Setiap tahun kita harus memompa 600 ribu digital talent tambahan ke Indonesia. Di Indonesia, belum ada pihak yang secara terstruktur mengembangkan sumber daya manusia digital," ujar Rudiantara saat menghadiri kuliah umum di Universitas Negeri Padang (UNP), Padang, Kamis.
Untuk mengisi kekurangan, Kemenkominfo menyiapkan beasiswa Digital Talent 2019 bagi 20 ribu lulusan SMK, D3 dan S1. Mereka berkesempatan meningkatkan keterampilan melalui pembekalan selama dua bulan di perguruan tinggi.
"Targetnya tahun ini, kami menghasilkan 20 ribu digital talent yang tersertifikasi (bisa dipakai dasar mencari kerja). Jumlah 20 ribu itu sepertinya besar. Padahal, dibandingkan kebutuhan 600 ribu talenta belum apa-apa," katanya, dilansir Antaranews.
Rudiantara menyebut sebanyak 40 perguruan tinggi telah bergabung dalam program Kominfo itu. Para penerima beasiswa bisa memilih delapan bidang pelatihan, yaitu Artificial Intelligence, Big Data Analitycs, Cyber Security, Machine Learning, Digital Policy & Cloud Computing, Internet of Things, Programming & Coding, serta Graphic Design & Animation.
Beasiswa Digital Talent mulai berjalan pada 2018. Kemenkominfo pun telah merekrut seribu orang peserta pelatihan pada 2018.
Menyiapkan sarjana di bidang manajemen yang mampu mengelola perusahaan dalam proses pemasaran, sumber daya manusia serta mampu menyelesaikan masalah perusahaan.
Menyiapkan sarjana dalam bidang teknik yang mampu menguasai dan menyelesaikan masalah dengan komputer dan berperan sebagai pembuat perangkat lunak komputer
Menyiapkan sarjana yang mampu mencari, mengolah, menulis dan menyampaikan berita secara efektif melalui media massa yang sesuai dengan kode etik jurnalistik
Menyiapkan Sarjana dalam bidang Sastra Inggris yang mampu mengembangkan lembaga kerja yang menggunakan komunikasi lisan dan tulisan dalam Bahasa Inggris