UNPI-CIANJUR.AC.ID - Peduli APBN menjadi tema utama kompetisi Hackathon 2019 yang digelar Kementerian Keuangan (Kemenkeu) 1-3 Maret 2019. Hasilnya? Aplikasi yang dinamai DUIT atau peDuli Uang kITa berhasil menjadi juara pertama dalam kegiatan bertema Generasi Peduli #UangKita yang diselenggarakan Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Aplikasi DUIT dirancang oleh grup yang beranggotakan project manager Lidwina Kristantia (22), designer David Hukom (28), dan programmer Eko Simanjuntak (22). Dalam keterangan tertulis Kemenkeu, di Jakarta, Senin (4/3/2019), DUIT dinilai berhasil mengemas informasi seputar APBN 2019 menjadi prototype platform aplikasi yang informatif, edukatif, dan menarik.
Pengguna aplikasi dapat mengakses APBN, antara lain indikator perekonomian seperti tingkat inflasi, pertumbuhan ekonomi, dan nilai tukar serta memberikan kesempatan kepada millennials untuk memberikan saran, mengawasi kinerja Pemerintah. Tersedia pula fitur personalisasi berupa pemantauan belanja per-bulan dengan menggunakan geolocation di masing-masing provinsi pada setiap sektor pembangunan.
Juara kedua diraih oleh grup yang beranggotakan project manager Michael Kosastra (21), designerSetyono Dwi Utomo (23), dan programmer Nur Ratna Sari (24) menonjolkan aplikasi yang menerapkan citizen journalism dengan menggabungkan fitur Artificial Intelligence dan kamera untuk mengawal pelaksanaan APBN.
Mengusung tagar #PantauKita, aplikasi tersebut membantu pengguna memastikan bahwa anggaran yang telah dialokasikan di daerah sekitar mereka telah direalisasikan dan memadai. Selain itu, tagar #TentukanKita juga menjadi daya tarik tersendiri, karena memungkinkan pengguna terlibat langsung dalam penyusunan RAPBN dan berkolaborasi dengan Pemerintah untuk meningkatkan efektivitas anggaran belanja negara di daerah mereka.
Tak mau kalah unik, grup yang beranggotakan project manager Aqilah Khairunnisa (21), designer Alexander Pratama (25) dan programmer Ilham Firdausi Putra (19) yang menjadi juara ketiga menampilkan platform bertukar opini berbasis real time.
Pengguna dapat menyukai dan membalas komentar pengguna lain mengenai penyelenggaraan APBN di daerah masing-masing layaknya media sosial. Selain itu, terdapat fitur online course untuk mensosialisasikan materi penyusunan dan realisasi APBN. Fitur edukasi dan sosial inilah yang menjadi daya tarik aplikasi.
Terkait penjurian, terdapat empat aspek yang digunakan dalam menilai prototype platform aplikasi yaitu (1) wideframe (UX), seberapa mudah (user friendly) dan kepraktisan prototype aplikasi; (2) inovasi dan kreativitas, terkait dengan originalitas, inovasi, dan kreativitas ide; (3) desain (UI), seberapa menarik desain aplikasi; dan (4) fungsionalitas dan kelayakan (fleksibilitas), tingkat akurasi dan kelengkapan (komprehensif) prototype dalam mengkomunikasikan tujuan kasus.
Kompetisi Hackathon dibuka oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani pada Jumat (1/3/2019), berlangsung selama tiga hari. Kompetisi diikuti oleh 39 finalis yang disaring dari 3.500 pendaftar lebih, berasal dari seluruh Indonesia.
Ketiga kelompok tersebut menjadi pemenang karena dinilai berhasil membaca karakteristik millennials yang kritis terhadap pembangunan dan mengemasnya dalam aplikasi. Desain dan user experience yang ditampilkan pun cocok dengan selera millennials yang clean dan efisien. "Kami berharap perjalanan mereka tidak berhenti sampai di sini saja dalam menciptakan inovasi teknologi untuk edukasi kebijakan keuangan negara," ungkap Staf Ahli OBTI Kemenkeu.
Sementara itu, Vice Presiden of Products DANA Indonesia menyoroti pentingnya kolaborasi. Segala sesuatu dimulai dari hal yang kecil dan mungkin di awal tidak terlihat saling berhubungan, tetapi semuanya ternyata bersinergi.
Hal ini sama seperti orang-orang yang memiliki keahlian berbeda, ketika mereka bertemu dan menggabungkan kemampuan masing-masing, inovasi bisa terwujud. “Melalui langkah-langkah awal ini, saya yakin generasi muda Indonesia secara kolektif dapat membawa perubahan positif,” demikian ujarnya.
Menkeu Sri Mulyani Indrawati, dalam acara pembukaan lomba mengingatkan agar seluruh jajaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berkomitmen untuk terus mengenalkan APBN kepada masyarakat. Mengingat pentingnya fungsi-fungsi APBN, diperlukan kesadaran, pemahaman, dan dukungan dari semua lapisan masyarakat, terutama generasi muda sebagai penerus bangsa agar tujuan APBN dapat tercapai dan dirasakan oleh masyarakat Indonesia.
"Kita semua terus menerus melakukan inovasi how to communicate, to inform, to educate lapisan masyarakat di Indonesia, mahasiswa, SMA, sampai kepada kelompok profesional dan bahkan masyarakat luas," jelas Sri Mulyani Indrawati, dilansir JPP.
Melalui kompetisi Hackathon ini, para peserta ditantang dalam 38 jam untuk menciptakan ide inovatif dan solusi teknologi yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran (awareness) dan rasa memiliki (sense of belonging) generasi muda terhadap APBN.
Peserta kompetisi adalah 39 anak muda terpilih dari seluruh penjuru negeri yang berhasil menyisihkan kurang lebih 3 ribu pendaftar. Setelah itu, peserta yang terbagi dalam 13 tim langsung menyusun project yang ingin mereka kerjakan, tentunya dengan bimbingan para mentor.
"Saya ingin 39 peserta ini akan membuat inovasi dan kemudian kita berharap kita akan mendapatkan ide-ide baru bagaimana #UangKita itu di dalam kehadirannya di masyarakat, melalui berbagai aplikasi yang kalian akan desain juga mengenai bagaimana menciptakan aplikasi yang bisa makin membuat masyarakat kita tahu mengenai uang kita. Mungkin yang akan Anda kreasikan ini akan memberikan inspirasi juga bagi kami dan teman-teman di Kementerian Keuangan," ujar Menkeu.