UNPI-CIANJUR.AC.ID - Jumlah enterpreneur Indonesia yang saat ini 3,5% akan menurun kembali jika tidak ada pembinaan. Pemerintah pun menggerakkan kewirausahaan dari level mahasiswa melalui berbagai skema.
Jumlah wirausahawan di Indonesia saat ini 3,5% sudah melampaui standar internasional, yakni 2%. Persentase yang menjanjikan ini dikhawatirkan akan menurun jika tidak ada upaya membangun gairah wirausaha dari segenap komponen bangsa.
"Jangan sampai ada penurunan wirausahawan muda yang sedang merintis karier, sebab mereka adalah wirausahawan untuk masa depan," kata Direktur Kemahasiswaan Direktorat jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Ditjen Belmawa) Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Didin Wahidin saat acara Kewirausahaan Mahasiswa Indonesia (KMI) IX di Widya Wisuda IPB Bogor.
Didin mengatakan, adanya kekhawatiran penurunan jumlah wirausahawan ini harus disikapi dengan sesuatu bisa menggairahkan wirausahawan muda yang kelak memberi warna kemakmuran bagi bangsa. Karena itu, acara KMI yang sudah sembilan kali diadakan juga tidak hanya sebagai ajang pameran. Kegiatan yang diselenggarakan bertepatan dengan Hari Pahlawan ini diharapkan sebagai upaya menyadarkan generasi muda bahwa menjadi wirausahawan bisa disebut sebagai pahlawan bangsa juga. Tema KMI tahun ini adalah Penguatan Wirausaha Mahasiswa Indonesia melalui Techno sociopreneurship menghadapi Revolusi Industri 4.0.
Acara KMI merupakan ajang per temuan mahasiswa wirausaha dari 124 perguruan tinggi yang telah dibekali dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap atau jiwa wirausaha. Didin menjelaskan, acara KMI ini selain bertujuan menggelorakan semangat kewirausahaan melalui kompetisi bisnis dari berbagai program kewirausahaan yang dilakukan berbagai perguruan tinggi. "Ekspo KMI juga sebagai forum bagi pengusaha muda perguruan tinggi untuk dapat membangun kerja sama dan jaringan dengan berbagai pengusaha lain di seluruh Indonesia," katanya, dilansir Okezone.
Dia menyampaikan, hampir di semua kampus sudah mulai mendirikan lembaga yang mengembangkan kewirausahaan. Seperti di IPB dan ITS, kata dia, kam pus tidak hanya mengajarkan mata kuliah kewirausahan namun juga program kokurikuler dan modal usaha bagi mahasiswanya.
Menurut Didin, saat ini ada perubahan arah perguruan tinggi yang tidak hanya menjadi teaching university. Namun, banyak beralih ke enterpreneur university. "Jadi, lulusannya tidak hanya bergantung pada kerja di kantor atau PNS melulu, tapi juga berwirausaha. Atau jika tidak berwirausaha jiwanya bisa mengatasi tantangan, risk taker, inovatif dan kreatif."
Menyiapkan sarjana di bidang manajemen yang mampu mengelola perusahaan dalam proses pemasaran, sumber daya manusia serta mampu menyelesaikan masalah perusahaan.
Menyiapkan sarjana dalam bidang teknik yang mampu menguasai dan menyelesaikan masalah dengan komputer dan berperan sebagai pembuat perangkat lunak komputer
Menyiapkan sarjana yang mampu mencari, mengolah, menulis dan menyampaikan berita secara efektif melalui media massa yang sesuai dengan kode etik jurnalistik
Menyiapkan Sarjana dalam bidang Sastra Inggris yang mampu mengembangkan lembaga kerja yang menggunakan komunikasi lisan dan tulisan dalam Bahasa Inggris