Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi melalui Financial Technology
unpi/kemristekdikti • Selasa, 16 Oktober 2018 10:30 Wib
Sumber Foto : msi.gob.pa
UNPI-CIANJUR.AC.ID - Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), bersama dengan Ngee Ann Polytechnic melakukan inisiasi kerjasama pada pembelajaran financial technology (Fintech) pendidikan tinggi di Indonesia.
Inisiasi ini dilaksanakan untuk memunculkan program baru yang mendorong pertukaran pengetahuan di kalangan akademisi, industri dan regulator di bidang teknologi keuangan. Kerjasama ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan dengan Ngee Ann Polytechnic Singapura yang dilakukan di Nusa Dua Bali.
Nota kesepahaman ini ditandatangani oleh Direktur Pembelajaran Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Dr. Ir Paristiyanti Nurwardani, dan principal Ngee Ann Polytechnic, Clarence ti. Kolaborasi ini dapat berjalan berkat dukungan dan bantuan dana dari Temasek Foundation International.
"Harapan kami adalah untuk mengembangkan dosen dengan kualitas dan pemahaman yang baik terhadap Financial Technology, serta untuk menghasilkan talenta yang mampu berkompetisi pada era Revolusi Industri 4.0. melalui MoU ini, banyak manfaat yang didapat oleh pendidikan tinggi, khususnya di perguran tinggi dan politeknik di Indonesia.
Mereka akan mendapat kesempatan untuk menyerap pengetahuan dan informasi mengenai Fintech dari sumber-sumber yang kompeten dan mampu bekerjasama untuk memberikan inovasi bagi Fintech, begitu pula dengan lebih dari 4000 institusi pendidikan tinggi yang ada di Indonesia". Ujar Dr. Ir Paristiyanti Nurwardani.
Selama tiga tahun ke depan, Kementerian Ristekdikti, Ngee Ann Polytechnic dan Temasek Foundation akan berkolaborasi untuk menerapkan program pembelajaran teknologi keuangan untuk penyedia pendidikan tinggi di Indonesia. Sekitar 180 pimpinan akademisi Indonesia akan berpartisipasi dalam mengembangkan kurikulum Fintech. Program ini akan dilaksanakan dalam dua tahap yang akan berakhir pada tahun 2020.
Perguruan tinggi yang terlibat pada fase pertama di antaranya: Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Politeknik Negeri Jakarta (PNJ), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Universitas Airlangga (Unair).
Principal Ngee Ann Polytechnic mengatakan akan ada banyak pelajaran yang akan diperoleh bagi kedua negara. Fintech memberikan dampak terhadap bagaimana populasi kita memperoleh akses layanan keuangan. MoU ini lanjutnya, merupakan tentang bagaimana kita mendukung pertumbuhan kebutuhan kemampuan bagi kedua negara.
Selain itu, menurut Chief executive Temasik Foundation, pendidik perlu memperbarui keterampilan mereka untuk mengimbangi dengan perkembangan industri. Melalui program ini, pendidik dari Indonesia dan Singapura dapat bertukar pengetahuan dan mengembangkan cara baru untuk melatih anak muda pada bidang teknologi keuangan.
Menyiapkan sarjana di bidang manajemen yang mampu mengelola perusahaan dalam proses pemasaran, sumber daya manusia serta mampu menyelesaikan masalah perusahaan.
Menyiapkan sarjana dalam bidang teknik yang mampu menguasai dan menyelesaikan masalah dengan komputer dan berperan sebagai pembuat perangkat lunak komputer
Menyiapkan sarjana yang mampu mencari, mengolah, menulis dan menyampaikan berita secara efektif melalui media massa yang sesuai dengan kode etik jurnalistik
Menyiapkan Sarjana dalam bidang Sastra Inggris yang mampu mengembangkan lembaga kerja yang menggunakan komunikasi lisan dan tulisan dalam Bahasa Inggris