UNPI-CIANJUR.AC.ID - Peneliti Institut Kebijakan Publik Paramadina, Fatchiah Kertamuda mengatakan jumlah mata kuliah ilmu pendidikan di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Pendidikan Guru SD masih kurang dan perlu ditambah.
"Di Universitas Negeri Medan (Unimed) saja misalnya, dari rata-rata 150 Satuan Kredit Semester (SKS) jumlah mata kuliah ilmu kependidikan hanya sekitar 29 SKS," tutur Fatchiah.
Padahal, kata Fatchiah, idealnya mata kuliah kependidikan untuk calon guru SD sepertiga dari keseluruhan SKS. "Kurangnya mata kuliah kependidikan berdampak pada kurangnya guru menguasai kelas, kurang memotivasi, kurang disiplin dan dalam pengajaran juga kurang kreatif," katanya.
Mata kuliah ilmu kependidikan, lanjut dia, sangat penting untuk memahami karakteristik siswa usia SD. Guru SD diutamakan untuk menguatkan di kompetensi pedagogik karena sebagai guru kelas yang utama dalam pembentukan karakter.
Institut Kebijakan Publik Paramadina melakukan penelitian di empat Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) Pendidikan Guru SD yakni Universitas Negeri Medan, Universitas Negeri Jakarta, Universitas Pakuan, dan Universitas Nusa Cendana.
Sementara itu peneliti lainnya, Nurhayani Saragih, mengatakan untuk mengajar murid SD lebih baik guru lulusan LPTK karena penguasaan kelas guru lulusan LPTK lebih baik dibandingkan guru lulusan perguruan tinggi umum.
"Kalau lulusan umum, mereka kurang sabar dalam menunggu anak mengerjakan soal. Sementara lulusan LPTK lebih sabar. Begitu juga kalau lulusan umum, teknik mengajar dan pedagogiknya kurang," kata Nurhayani.
Hal menarik yang ditemukan dari penelitian itu adalah sebagian besar mahasiswa calon guru yang kuliah memilih LPTK PGSD bukan sebagai pilihan utamanya, sehingga penting bagi para pengajar di LPTK untuk selalu memberikan motivasi pada mahasiswa.
"Fakta lain yang ditemukan adalah program sertifikasi guru, yang membuat para calon mahasiswa memilih menempuh pendidikan di LPTK PGSD," pungkasnya.