UNPI-CIANJUR.AC.ID - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy menyebut program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) merupakan solusi untuk menangkal radikalisme di jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Muhadjir mengatakan, "PPK itu sudah bisa menjadi kunci melawan radikalisme. Sesuai dengan landasan dari Pak Presiden, 70 persen dari tingkat SD sampai SMP misinya adalah pembentukan karakter."
PPK dalam implementasinya menjelaskan efek negatif radikalisme. Muhadjir mengatakan program itu bukan berupa larangan, karena anak-anak justru cenderung melakukan hal yang dilarang, seperti dilansir CNNIndonesia.
Mendikbud menambahkan, "Kami lebih menggunakan bahasa yang positif. Kami tidak mengatakan jangan hoax, jangan radikalisme. Misalnya kalau berkaitan dengan radikalisme ya kita mengajarkan sikap toleran sembari menjelaskan efek buruk radikalisme."
Muhadjir menerangkan ada lima fokus PPK untuk siswa SD dan SMP, yaitu aspek religius, nasionalis, integritas, gotong royong, dan mandiri. Ia juga mengatakan program PPK ini tidak akan memangkas mata pelajaran di kelas, tapi program ini akan diterapkan melalui ekstrakulikuler dan kokurikuler.
"Makanya pilihan kami lebih ditambah dengan aktivitas-aktivitas ekstrakulikuler dan kokurikuler."
Muhadjir ingin mengembalikan peran keluarga dan masyarakat sebagai pendidik karakter pertama bagi anak. Ia menganggap pendidikan karakter di lingkungan dan keluarga sangat penting untuk membuat landasan karakter anak. "Itu (PPK) tidak harus dilakukan di sekolah. Tetapi juga di tengah masyarakat dan keluarga. Makanya kami ingin mengembalikan peran keluarga dan peran masyarakat sebagai lingkungan pendidikan."